SUMENEP, pekaaksara.com – Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Sumenep, Madura, Jawa Timur, melaksanakan skrining kepada 345 warga binaan dalam rangka mencegah penyebaran virus Tuberkulosis (TBC).

Kepala Rutan Sumenep, Ridwan Susilo menjelaskan, hal tersebut wajib dilakukan oleh Rutan maupun Lapas se Jawa Timur berdasarkan arahan Kantor Wilayah (Kanwil) Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Jawa Timur.

Dalam hal ini, pihaknya melibatkan berbagai unsur. Seperti Puskesmas Pamolokan, Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana  (Dinkes KB) setempat dan tim Vendor dari Jakarta.

“Skrining ini kita bagi dua sesi karena tidak mungkin selesai. Terakhir besok, Rabu 29 November 2023,” katanya, Selasa (28/11/2023).

Jika ada yang terkonfirmasi TBC, pihaknya berkoordinasi dengan kesehatan setempat untuk dilakukan pengobatan sampai sembuh. Namun, perawatannya tetap di dalam Rutan Sumenep.

Tim Kesehatan Kanwil Kemenkumham Jawa Timur, Ediastuti Titisari mengungkapkan, program skrining TBC ini dilakukan kepada sebanyak 33 UPT dari sebanyak 39 UPT. Targetnya seluruh warga binaan yang ada di Lapas maupun Rutan se Jatim.

Tujuan utamanya adalah untuk mendeteksi sejak dini terkait penyebaran, pencegahan dan memutus mata rantai virus Tuberkulosis (TBC) hingga tuntas.

Menurutnya, terdapat beberapa gejala ketika terjangkit TBC, diantaranya mengeluarkan keringat dingin malam hari, batuk berdahak selama dua minggu.

“Kita lakukan secara keseluruhan untuk mendeteksi itu, mulai dari diagnosa dari hasil foto rontgen dan skrining gejala,” terangnya.

Sementara Kepala Sub Bidang Pelayanan Tahanan, Kesehatan dan Rehabilitasi Kanwil Kemenkumham Jawa Timur, Rimbun menambahkan, target di Jawa Timur yang harus dilakukan skrining TBC sebanyak 20.000 lebih.

“Kita mendampingi pelaksanaannya kepada seluruh Lapas dan Rutan se Jatim,” jelasnya. (*)